Jumat, 04 April 2008

drama pendek : PTK HOURS !!!

Buwat temen-temen PTK seIndonesia, jalani peran kita masing-masing semaksimal mungkin yuks! Lewat kerjasama dan kejujuran, demi membangun bangsa ini. Bisa jadi lho, bakal ada kisah ini :



Di sebuah negeri dimana anak-anak bangsanya sedang bersemangat membangun bangsa mereka untuk menjadi maju, hiduplah seorang Fulan. Suatu ketika, seorang anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang bekerja di instansi BPK (Badan Pemersatu Keluarga) menemukan bukti bahwa Fulan telah merugikan negara. Ketika melaporkan hal ini pada Komisi Pemberantasan Korupsi, ternyata ada banyak laporan yang serupa tapi tak sama dari anak-anak bangsa yang lain.


Seorang anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Pertanahan Negara melaporkan bahwa tanah yang dimiliki oleh si Fulan sebanyak 7587 hektar, sebanyak 8757 hektar adalah milik negara (loh?!) Menurut database pertanahan yang sangat akurat, tanah-tanah tersebut ia gelapkan dengan memanipulasi sertifikat (7587 hektar atas nama Fulan dan sisanya atas nama TTM_an si Fulan).


Hal serupa dilaporkan oleh seorang anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Perikanan yang melaporkan bahwa industri perikanan milik Fulan di daerah Marisa (sebuah tempat dengan nama yang sangat indah, penempatan favorit bagi anak-anak STAN, sekitar ujung Sulawesi gitu deh Bo'!) telah dilakukan secara ilegal. Dan berdasarkan data statistik hasil olahan anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, jumlah ikan yang telah mati dan kondisi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, menunjukkan angka sigma yang memprihatinkan!


Berita ini segera tersebar di seluruh penjuru terpencil dimana anak-anak bangsa yang lain "disebar" oleh negara melalui penempatan yang "merata". Fulan yang merasa bahwa tindakannya, yang melanggar UU no.31 tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001 dan merupakan wujud nyata dari contoh kasus pertama dalam buku saku Memahami untuk Membasmi Tindak Pidana Korupsi yang dibagi-bagikan gratis saat PTK Expo, merasa harus melarikan diri ke luar negeri.


Mencium gelagat Fulan ini, segeralah anak-anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Transportasi Darat melakukan penutupan jalan di jalur darat guna mempersempit gerak Fulan. Fulan pun memberi kabar kepada kroni-kroninya tentang apa yang kini menimpanya. Fulan yang berputar-putar mencari jalan untuk melarikan diri, akhirnya tersesat di sebuah desa yang terkenal akan kearifan pamong praja disana.


Lurah desa setempat, seorang anak bangsa lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri, yang mendapatkan feeling, atau menurut warga desa setempat disebut dengan wangsit, bahwa Fulan telah masuk dalam area pemerintahannya. Segera ia pergi ke tepi hutan dimana Fulan berada. Dengan sikapnya yang mengayomi, Fulan merasa sama sekali tidak menaruh curiga. Bahkan merasa terlindungi. Sang pamong pun segera memerintahan sekretarisnya, adik kelasnya ketika belajar di Jatinangor, untuk melapor kepada pihak yang berwajib selagi sang Lurah mengulur waktu dengan mencoba menahan Fulan di desanya.


Selang beberapa waktu berjalan, Fulan pun mendapatkan feeling atau wangsit, "Lurah ini kan termasuk dalam jajaran anak bangsa yang sedang membangun bangsa Indonesia." Akhirnya Fulan mencoba melarikan diri. Sang pamong pun mengeluarkan jurus-jurus yang sempat ia dapatkan ketika dalam masa "pembinaan JarLatSuh" yang terkenal di seluruh negeri kala itu Akhirnya, Fulan bisa ditaklukkan. Oyeah!! We get you!! Namun sayang, ketika sang pamong seorang diri di tepi hutan itu bersama Fulan yang telah babak belur, kroni-kroni Fulan datang menculiknya dari tangan si pamong. Kalah dalam hal jumlah, sang pamong pun dapat ditaklukkan oleh kroni tersebut (gak mati kok tapinya, cuma lecet-lecet dan kehabisan tenaga saat tadi menghadapi Fulan. Sang pamong tidak sadarkan diri di tengah keroyokan kroni, tapi pingsannya juga cuma sebentar kok. Jadi tenang aja ya..)


Fulan hendak dibawa ke luar negeri guna menyelematkan diri. Mereka mengirimkan pesan berupa sandi pada gengsternya di Itali dan mafia di Hongkong. Gerak-gerik ini sudah terbaca oleh anak-anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Intelijen Negara yang telah lama mengincar Fulan, kroni, gengster, dan mafianya. Sebuah kejahatan yang terorganisir! Message Not Sent. Pesan dipending oleh anak-anak BIN. Mereka meminta bantuan anak-anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Sandi Negara. Sandi itu sangat rumit dipecahkan, karena merupakan perpaduan sandi rumput tingkat tinggi yang terdiri dari rumput-rumput gajah, gulma, dan ilalang dengan sandi morse sembilan bendera, dengan kunci F minor, yang diawali dengan kata C = P + 4; A = 1. Namun berkat ketekunan anak-anak bangsa yang telah lama berkecimpung dalam bidang persandian di duta-duta besar Indonesia di luar negeri, sandi itu dapat dipecahkan. Alhamdulillah,,fiuh..akhirnya..


Ternyata pesan itu berisi permintaan kepada para gengster dan mafia untuk mengirimkan pesawat ke tempat mereka berada. Tidak mungkin terbang melalui bandar udara, karena semua kantor imigrasi telah memerintahkan anak-anak bangsa lulusan Akademi Imigrasi untuk melakukan pengecekan ketat atas passport milik calon penumpang pesawat. Menyadari status pesan yang tidak terkirim, Fulan mengganti kartu CDMAnya dengan kartu GSM keluaran terbaru merek Mau?. Message Sent!


Pesawat Fulan telah dikirim dan mereka berhasil terbang melarikan diri. Anak-anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Negara berencana untuk mengejar mereka dengan menggunakan pesawat Boeing-Boeing Bambu. Namun, hal ini dicegah oleh anak-anak bangsa lulusan Akademi Metereologi dan Geofisika yang meramalkan bahwa akan ada badai besar, dimana gerak angin tidak menentu, dan berawan di daerah Jakarta dan sekitarnya. Pesawat pengejaran tidak jadi diterbangkan. Diprediksikan pesawat akan jatuh setelah 15 detik tinggal landas pada koordinat titik A(-7,5), B (7,-8) dengan jari-jari 6,5 dimana O (0,-1,5) sebagai pusatnya. Dan benar saja, pesawat itu jatuh tepat di titik O. Pesawat itu jatuh nyungsep tanpa ada korban jiwa.


Anak-anak bangsa lulusan Akademi Ilmu Permasyarakatan telah ada disana dan siap memasukkan Fulan bersama kroni, gengster, dan mafianya ke lapas untuk menjalani proses permasyarakatan, sebuah perubahan sistem perlakuan terhadap napi yang dulu berupa sistem penjara. Kroni, gengster, dan mafia Fulan pun berhasil diringkus berkat anak-anak bangsa BIN yang bekerjasama dengan polsek negara setempat. Seluruh harta kekayaan Fulan dilelang guna membayar tunggakan pajak dan bea cukai kegiatan perindustriannya yang tak pernah disetor ke negara. Sisanya dikelola oleh anak-anak bangsa lulusan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Sebuah kejahatan terorganisir telah mampu dikalahkan oleh kebaikan yang teroganisir. Allahu Akbar!! FIN




Hehehe,,cerita yang aneh.. Maap yak kalo ada hal-hal yang kurang berkenan. Sekedar mengenang kisah kebersamaan singkat kita di TMII dan Al Azhar. Untuk saudara-saudara saya di IPDN, SEMANGAT !! Sebuah sisi lain dari IPDN telah saya dapatkan saat menyaksikan presentasi teman-teman sewaktu di Al Azhar. Jika memang kita berada dalam jalur yang benar, yakinlah bahwa pertolongan Allah adalah lebih dekat dari urat leher. SEMANGAT BERSATU YA!! Jangan sampai ada PTK yang bubar lagi, jangan sampai peristiwa Gajah Tunggal terulang kembali. Tidak ada yang pernah memimpikan, ketika kita lulus dari PTK dimana kita belajar dan menengok ke belakang, tak ada lagi kampus kenangan kita, tak ada lagi adik-adik kelas penerus perjuangan, tak ada lagi kisah kampus plat merah. Hiks_hiks_ jadi pingin nangis.


Ya udah gitu aja yak! Minta do'anya aja, semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan dan memberikan yang terbaik bagi kita semua. Walaupun tanpa diminta, sebenarnya Allah telah menunjukkannya. Tapi kalo gak minta, kok ujub banget sebagai seorang hamba yang penuh lumpuran dosa..
fita_chan pamit.. GANBATTE KUDASAI !!




::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 12 Mei 2007 :::

When Love Can't Trust

Bolehkah kali ini kupinta sedikit waktumu Cinta? Sedikit waktu untuk sekedar mendengarkanku. Tak akan lama. Hanya sebentaaa...r saja. Agar apa yang selama ini bergemuruh di dalam hati bisa lenyap usai kusampaikan kepadamu. Sudah lama aku menunggu. Berharap kau yang memulai atas apa yang ingin kuceritakan kali ini. Tapi kau hanya terus mendiam. Sementara aku terus saja menunggu. Menunggu pertukaran rasa ada diantara kita. Lebih baik aku sendiri saja yang memulai. Walau lewat khayal. Khawatir harap ini tak kunjung usai.


Ku khayalkan kini kau berada di depanku. Duduk menghadapku dan siap mendengar curahan hatiku. Kuawali padamu dengan sebuah tanya.


"Kau percaya cinta itu ada, Cinta?"
"Tentu," pasti itu adalah jawabmu. "Cinta itu ada dan aku percaya adanya,"
"Bila memang cinta itu ada dan kau percaya adanya, lalu mengapa aku tak melihatnya?"
Kau pun melanjutkan kalimatmu atas tanyaku, "Cinta itu adalah rasa. Bukan benda nyata yang tertangkap oleh mata. Rasanya ada disini, di dalam hati."


Ragu akan jawabmu, ku kembali bertanya padamu, "Apakah kau bisa mencinta, Cinta?"
"Ya, pasti aku bisa mencinta. Karena aku manusia berhati dan berasa."
"Lalu, apakah kau mencintaiku?"
"Ya, aku mencintaimu."
Ku akhiri tanyaku padamu dengan satu tanya, "Bila kau memang percaya adanya cinta dan bisa mencinta, mengapa aku tak bisa merasakannya?"


Cinta, kau adalah orang kesekian yang berkata mencintaiku. Tapi tetap saja, aku tak bisa melihat adanya cinta dan cinta-cinta sebelummu. Bahkan hanya sekedar merasakan saja sepertinya mustahil. Letih hati memahami apa yang kurasa kali ini. Cukupkah cinta dengan sebuah rasa? Atau sebenarnya ia butuh upaya?


Hampir saja aku tak percaya adanya cinta. Mereka justru menghancurkanku melalui kata-kata cinta yang mereka lontarkan dan teriakkan. Lahan-lahanku mereka gadaikan, hutanku mereka bakar, lautku mereka rusak, dan pulau indahku mereka berikan begitu saja kepada orang-orang yang tak mencintaiku. Jika kau mencintaiku, mengapa kau tidak memperjuangkan cinta untukku. Mempertahankan segala yang ada demi cinta padaku. Kau dan mereka seolah lebih mempercayai orang lain dibanding mempercayai orang-orang negriku. Orang lain yang jelas-jelas tak menaruh hati padaku, mencintaiku. Kau dan mereka lebih mempercayai apa yang orang lain kata tanpa mencoba untuk berhenti dan mendengar suara itu. Kata hatimu. Ataukah memang hati itu kini telah berhenti berbicara padamu? Atau malah kau tak lagi percaya apa kata hatimu?


Kecurigaan yang ditimbulkan oleh ketidakpercayaan ini sungguh melahirkan kekuatan besar. Kekuatan yang membuatku tak berdaya melihat keributan, pertengkaran, bahkan pertumpahan darah yang terjadi di tanahku sendiri. Cinta, bagiku... ketika cinta tak mampu percaya, maka cinta tinggal menunggu untuk binasa.


Aku tak punya pilihan lain selain berbicara padamu. Bukan meminta, tapi hanya sekedar berbicara. Pernahkah kau mencoba untuk memahami apa yang kurasa? Cinta adalah jalinan 2 hati. Cinta bukan interaksi 1 arah dimana kau terus menuntutku untuk mengerti dirimu. Untuk ikut merasa apa yang kau rasa. Selama ini aku terus berusaha memahamimu, menolongmu. Menggadaikan diriku sendiri untuk membantu kesulitan ekonomimu, krisis moneter yang tak mampu kau sudahi, dan persaingan global yang makin membuatmu kerut. Tapi kau terus saja menuntutku seolah semua ini salahku. Dan benar selalu ada di pihakmu. Ingin rasanya kulontarkan tanya, salah siapa semua ini terjadi, salahku atau salahmu? Tapi aku tak ingin mempermasalahkan perbuatan yang telah lalu. Sekali lagi, aku tak ingin mempermasalahkan itu.


Khayalku terhenti. Realita di depan mata. Cinta itu tetap saja tak kurasa walaupun mungkin ia ada. Lama rasanya aku menunggu kalimat itu kau sampaikan padaku. "Aku cinta bangsa ini. Tunggu, aku akan mengupayakan cinta ini untukmu. Agar kau tak kian terpuruk, negeriku.." Andai ada satu cara untuk membuatmu melakukan itu, pasti akan kulakukan. Karena aku masih mempercayaimu, Cinta. Percaya bahwa kau akan mengupayakan cintamu padaku lewat upaya nyata. Walau bukan suatu upaya yang besar, aku akan tetap menghargainya. Saat ini bukan mereka yang kubutuhkan. Negeri ini butuh kau. Anak-anak bangsaku. Bangsa ini butuh kepercayaan diantara kita. Perbedaan itu fitrah, bukan sesuatu hal yang tabu dan harus diselesaikan lewat penyamaan. Tanpa kepercayaan permasalahan diantara kita tak akan kunjung usai. Jangan biarkan cintaku tak lagi mempercayai cintamu, agar cintaku tak tinggal menunggu waktu untuk binasa.


"curahan hati ibu pertiwi tentang cinta dan kepercayaan"


=otokritik atas krisis kepercayaan di dalam negeriku=
daftar pustaka : QS 49:13


050707_03:36




::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 5 Juli 2007 :::

Kau Membencinya Cinta?

Kau membencinya, Cinta?
Bisa jadi kau hanya tidak mau memahami siapa dirinya
Menjauh tidak selalu memberi kesembuhan kebencian dalam hati
Cobalah untuk mendekat
Mengenalnya lebih lekat maka kau kan mengerti
Siapa sosok yang sempat kau titipi rasa benci kepadanya
Cinta..
Manusia membenci hanya karena ia tidak mampu menemukan keunikan yang ada pada diri orang lain

Lalu apakah kau dibenci olehnya, Cinta?
Jangan kau gundah
Bisa jadi hanya ada iri di dalam hatinya
Sambut kebenciannya dengan senyuman penuh maaf
Sepenuhnya bukan salahnya bila ia membencimu
Jangan pernah tinggalkan ia sendirian
Khawatir benci itu melumat habis hati dan raganya
Hingga ia tak mampu lagi mencinta dan merasakan cinta di sekitarnya
Cinta..
Manusia dibenci hanya karena ia memiliki kelebihan yang tidak mampu dimiliki oleh orang lain

Cinta..
Dalam hidup selalu ada kawan dan lawan yang senantiasa mengeliling
Selalu ada alasan mengapa manusia mengambil sebuah jalan
Bersikaplah bijak menghadapi setiap perbedaan yang ada
Semua memiliki niat baik yang sama
Hanya hidayah yang membedakannya
Bukan untuk mereka kau menjalani hidup
Karena hidupmu adalah hanya antara engkau dan Allah
Tetap semangat, Cintaku..

22 mei 2007
kamar resolusi_kuwh


::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 24 Mei 2007 :::

teko_chan

Banyak orang yang memuja kelebihannya. Sebagai teko ia tergolong keramik yang mahal, dihias dengan ukiran yang cantik dan unik. Tak ada teko yang seindah dirinya.
Tapi ia hanya berkata kepada orang-orang itu,
"Jangan terlalu memujaku. Aku dulu hanya seonggok tanah liat yang kotor di sekitar lumpur. Kemudian seseorang mengambilku, memukul-mukulku, menyayat seluruh badanku, bahkan terkadang membenamkanku ke dalam cairan berwarna dengan aroma khas, untuk kemudian membakarku di dalam tungku yang sangat panas. Namun tak pernah kukira, keluar dari tungku itu, mampu merubah diriku seperti apa yang kalian lihat saat ini."

SEMANGAT !!

.:dari mbak-mbak di tipi siang sore itu:.



::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 30 Juni 2007 :::

SIM (Surat Ijin poligaMi)

SURAT SANG SUAMI

Istriku,
jika engkau bumi,
akulah matahari
aku menyinari kamu
kamu mengharapkan aku
ingatlah bahtera yang kita kayuh,
begitu penuh riak gelombang
aku tetap menyinari bumi,
hingga kadang bumi pun silau
lantas aku ingat satu hal
bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi,
ada planet lain yg juga mengharap aku sinari
Jadi..
relakanlah aku menyinari planet lain,
menebar sinarku
menyampaikan faedah adanya aku,
karna sudah kodrati
dan Tuhan pun tak marah...

BALASAN PUISI SANG ISTRI

Suamiku,
bila kau memang mentari,
sang surya penebar cahaya
aku rela kau berikan sinarmu
kepada segala planet
yg pernah TUHAN ciptakan
karna mereka juga seperti aku
butuh penyinaran
dan akupun juga
tak akan merasa kurang
dengan pencahayaanmu
AKAN TETAPIIIIIIII..
bila kau hanya sejengkal lilin
yang berkekuatan 5 watt,
jangan bermimpi menyinari planet lain !!!
karena kamar kita yang kecil pun
belum sanggup kau terangi
bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita,
di tengah remang-remang
pencahayaanmu yang telah aku mengerti
untuk tetap menguak mata
coba liat siapa dirimu...
MENTARI atau lilin ?
PLIS DEH...!!!

(Eyalah,,dosen aja kok ya ngompor-ngompori tentang pernikahan.
Mpe waktu kuliah ngasih tau puisi kaya' gini.. Secara ya Bo' tingkat 3..
Masuk kriteria yang mana niy? Mentari, neon, lilin, senter, bohlam 5 watt,
atau korek api? (Hehe..)



::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 24 Mei 2007 :::

Kue Perkawinan

Bahan-bahan :
1. 1 pria sehat
2. 1 wanita sehat
3. 100% komitmen
4. 2 pasang restu orang tua
5. 1 botol kasih sayang murni

Bumbu-bumbu :
1. 1 balok besar humor
2. 25 gr rekreasi
3. 1 bungkus doa
4. 2 sendok teh telpon-telponan
5. 5 kali ibadah/hari
(semuanya diaduk hingga merata dan mengembang).

Tips :
- Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang, tapi jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda (sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak mahal tapi mutunya terjamin).
- Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.
- Gunakan kasih sayang cap "IMAN" yang telah mendapatkan penghargaan ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.

Cara Memasak :
- Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat yang murni.
- Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata.
- Masukkan niat yang murni kedalam loyang dan panggang dengan api merata sekitar 30 menit didepan penghulu.
- Kue siap dinikmati.

Catatan :
Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan hangat. Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven ber merek "TEMPAT IBADAH". Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan. Selamat mencoba, dijamin semuanya halal koq.

(Ini dari dosen yang sama juga.. Huahaha,,betapa menyenangkannya perkuliahan kami,,)



::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 24 Mei 2007 :::


Kau Menutupi Langitku


Haaaaah...sempit ! Apa hebatnya kau disitu? Berdiri tegak dengan angkuhnya tanpa peduli adaku. Minggir! Aku tak suka kau berdiri dengan gayamu itu. Angkuh. Uuugh...bisakah kau menunduk? Sedikiiii..t saja. Agar orang-orang sepertiku bisa bergerak leluasa. Apa pentingnya kau setinggi itu? Kau tak takut bila nanti Tuhan marah padamu? Bergunakah semua yang kau bangun itu? Lalu kenapa masih banyak anak kecil meminta padaku? Mereka mengadu bahwa pagi ini lagi-lagi tak ada yang peduli. Akan dinginnya udara semalam. Yang menggigil tanpa terpal dan tikar. Berlapar-lapar. Kutanya sekali lagi padamu. Apa gunanya kau dibangun setinggi itu? Kau menutupi arah pandangku menatap langitku. Mentari pun kini enggan membelaiku dengan sinar terik itu. Tapi kau hanya berdiri diam. Tak mau menjawabku. Angkuh membisu. Dan kubenci itu.

(14 Mei 2007 dalam angkutan bis 71
kepada gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta)


::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 18 May 2007 :::